Sunday, October 21, 2012

Terminal Velocity

Halo, teman - teman.
Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan sedikit informasi "Terminal Velocity". Mungkin, kata tersebut terlihat asing bagi kalian. Tapi tenang aja, saya akan membahas hal tersebut. Walaupun sedikit, tapi pastinya mengenai intinya dong...

Kalian pasti tahu kan yang namanya "kucing". Suatu saat saya melihat + merhatiin kucing yang lompat dari atap rumah saya yang lumayan tinggi dan ia mendarat "mulus" sekali (padahal manusia bisa kesakitan lompat dari ketinggian tersebut). Nah, saya pun penasaran kenapa si kucing tersebut bisa mendarat dengan mulus dan akhirnya searching deh sampai ketemu.

Ternyata, kucing memiliki naluri bergerak dan kelenturan tubuh yang baik yang membuatnya selalu bisa mendarat dengan kaki terlebih dahulu. Konon katanya, semakin tinggi tempat jatuhnya si kucing, semakin besar pula kesempatan yang dimiliki oleh seekor kucing untuk mengatur posisi mendaratnya... alhasil, semakin besar juga kesempatannya untuk selamat !

Tetapi, kelenturan tubuh dan naluri gerak bukanlah satu-satunya hal yang menyelamatkan seekor kucing dari ancaman cedera saat terjatuh dari ketinggian tertentu. Ada lagi faktor pendukung lainnya, yaitu "terminal velocity". Namun, sebelum mebahas tentang itu, ada baiknya kita tahu efek dari gaya gravitasi Bumi, dimana saat kita jatuh, kita akan mengalami pertambahan kecepatan sebesar 9,8 meter/detik. Artinya, semakin tinggi kita jatuh, semakin besar kecepatan kita saat mencapai tanah serta semakin besar daya hempasan yang kita  rasakan saat "mendarat".

Namun, itu hanyalah teori. Pada kenyataannya, laju kecepatan saat terjatuh, akan memperoleh hambatan dari udara. Udara akan menghambat laju suatu benda sampai pada suatu "keadaan" tertentu, dimana tercapai keseimbangan antara besarnya gaya gravitasi Bumi dengan gaya hambat oleh udara. Nah, ketika keseimbangan itu tercapai, maka kecepatan benda akan tetap (kecepatan benda tidak akan bertambah). Keadaan itulah yang disebut sebagai "terminal velocity".

Sebagai gambaran, seseorang yang melompat dari ketinggian tertentu (misalkan 550 meter), akan mengalami terminal velocity yang memberikannya kecepatan tetap sekitar 195 km/jam. Dengan laju sebesar itu, tentunya peluang untuk cedera sangatlah besar saat tubuhnya menghempas tanah. Namun, seekor kucing saat mengalami terminal velocity akan memberinya kecepatan tetap sekitar 100 km/jam. Laju sebesar itu ditambah naluri gerak dan kelenturan tubuhnya akan memberinya kesempatan untuk mengatur posisi tubuh agar mendarat dengan posisi kaki terlebih dahulu yang memberinya peluang cedera yang sangat kecil !


Terminal velocity juga membuat tetesan air hujan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada benda-benda yang dihantamnya, meskipun air itu datang dari tempat yang sangat tinggi. Ini dikarenakan hambatan dari udaralah yang menahan laju air hujan sehingga kecepatannya tidak bertambah besar. Nah, besar kecilnya hambatan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
  • Kecepatan gerak benda. Semakin cepat gerak benda, akan semakin besar pula hambatan yang diterimanya.
  • Ukuran benda. Semakin besar ukuran benda, akan mengakibatkan semakin besar pula hambatan yang dialaminya.
  • Bentuk benda. Semakin lebar bentuk benda, akan semakin besar pula hambatan yang diterimanya.
  • Perbedaan kerapatan udara. Perbedaan kerapatan diakibatkan oleh perbedaan ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat, kerapatan udara akan semakin renggang, sehingga hambatan udara semakin kecil.
Nah, sekian informasi tentang terminal velocity yang dapat saya berikan. Semoga memberi manfaat ya !!!


Sumber : Kuark

0 comments: